Nggak bisa di pungkiri dikalangan anak muda jaman sekarang sedang merambah dunia Stand Up Comedy. Sebenarnya Stand Up Comedy bukan barang baru di Indonesia. Sejak dulu Stand Up Comedy sudah ada tapi nggak sebuming sekarang.
Sejak beredarnya Video Stand Up Comedy Raditya Dika di You Tube, banyak orang yang lama - kelamaan menggemari Stand Up Comedy. Dengan lawakan-nya yang cerdas, Stand Up Comedy mampu mencuri hati masyarakat Indonesia dan menjadikannya salah satu  hiburan yang sangat menarik. Terutama dikalangan anak muda yang  notaben-nya selalu ingin tampil beda.
Stand Up Comedy sendiri berasal dari negara Amerika Serikat, yang diperkenalkan tahun 1800-an oleh Thomas Dartmouth Rice disebuah teater bernama The Minstrel Show. Sejak saat itulah mulai berkembang Stand Up Comedy di berbagai belahan dunia.
Di Indonesia sendiri Stand Up Comedy mulai berkembang sejak kemuculan tokoh - tokoh pelawak seperti, Warkop DKI, Butet Kertarajasa, Pepeng, Kang Ibing serta Almarhum Taufik Savalas. Walaupun kita lebih mengenal mereka melalui dunia akting bukan Stand Up Comedy, tapi merekalah tokoh - tokoh pelawak Indonesia yang turut andil dalam persejarahan/perkembangan Stand Up Comedy di Indonesia.
Sebagai upaya pemberdayaan Stand Up Comedy di Indonesia. Pada tahun 1997di Tanah Kusir Jakarta, berdiri sebuah Cafe yang diperuntunkan khusus untuk para Comic (Comedian Open Mic).  Penggagasnya adalah Raimon Papana (Kalo yang belum tau, Raimon Papana itu adalah ayah angkatnya dari almarhum Ade Namnung).
Sebenarnya prosess Comic (Julukan bagi Stand Up Comedian) dalam Story Telling/bercerita,  nggak semudah yang kita bayangkan. Ada prosess - prosess tertentu yang  harus dilalui oleh para Comic - Comic tersebut. Mungkin ada ajah orang  yang pandai bercerita secara spontan, terus langsung di ketawain orang  banyak. Tapi tau nggak sich, kalo kata Raditya Dika, comedy itu sebenarnya lebih menjurus kepada seni dibandingkan science. Nah, seperti kebanyakan seni, teknik - teknik bisa kita pelajari.
Beberapa waktu yang lalu Gue buka - buka blognya Raditya Dika. Lalu secara nggak sengaja Gue nemu 3 buah video yang isinya tentang obrolan - obrolan seputar Stand Up Comedy.
Raditya Dika, Ryan Andriyandi, dan Ernest Prakasa, sesama Stand Up Comedian, bikin acara ngobrol - ngobrol bareng yang dinamakan "Comic Komat - Kamit", yang sekaligus diproduseri oleh salah satu teman mereka yang bernama, Shani Budi Pandita. Mereka ngobrolin tentang "Penemuan Ide Komedi", yaitu gimana caranya seorang Stand Up Comedian bisa menemukan sebuah ide komedinya.
1. Bagaimana sich seorang comic menemukan ide comedinya?
"Salah satu metode mencari materi adalah dengan kegelisahan. Karena  pada esensinya menulis ataupun mencari materi comedy sebenarnya berawal  dari sebuah kegelisahan".
Ada 3 buah layer untuk menemukan bahan comedy :
1. Inner Self/Kegelisahan didalam diri. Contohnya : Gue  gelisah karena Gue orangnya pemalu, jadi kalo ada sosial function Gue  nggak bisa ngomong? Gue gelisah karena Gue orangnya cemburuan? atau Gue  gelisah, karena setiap kali Gue nembak, cewek - cewek selalu nolak Gue?
2. Outer Self/Kegelisahan diluar diri. Contohnya : Gue gelisah karena badan Gue kurus? Gue gelisah karena muka Gue jelek? atau Gue gelisah karena dimuka Gue penuh dengan jerawat?
3. The Word Within/Kegelisahan dikekehidupan sehari - hari. Conrohnya : Gue  gelisah kenapa pas Gue naik mobil selalu ada Bajaj nyelip didepan muka  Gue. Dan kenapa kalo motor tabrakan pasti selalu mobil yang disalahin?  Atau Gue gelisah kenapa pas Gue kekampus selalu ada polisi yang nilang  Gue, dan kenapa setiap Polisi yang nilang Gue selalu hilang ingatan?
Kemudian, "Ketika kita mencari materi comedy, cobalah untuk menghindari Emosi yang Positif"
Karena jika kita gelisah karena bangga atau senang, biasanya kita akan sangat kesulitan mendapatkan materi comedy.
1. Contoh Emosi Positif : Gue seneng nich sama Ayam bakar,  jadi kalo tiap kali makan ayam bakar Gue selalu seneng? (Terus emangnya  kenapa kalo loe seneng makan Ayam bakar? Emang ada urusan gitu sama  Gue?)
2. Contoh Emosi Negatif : Gue kesel sama Ayam bakar yang  dibakar kematengan? Karena kalo ayam bakar kematengan itu bikin Gue jadi  nggak nafsu makan. (Oh jadi kalo ayam bakar kematengan bikin nggak  nafsu makan yah?)
Rumusnya,? Kalo kata si Larry David "If You're Not Crangky Than If You're Not Fanny" artinya "Kalo elo nggak kesel, maka jadinya loe nggak lucu". Jadi sebenarnya seorang comedian itu seasli - aslinya adalah seorang yang penggerutu.
2. Gimana kalo misalkan kita nggak menemukan rasa kesal, tapi kita gelisah dengan hal yang kita gelisahkan?
"Sebenarnya kegelisahan itu nggak mesti disampaikan secara Explicit/Secara jelas/Tersurat. Bisa juga dengan Implisit/Tersirat"
Contoh Explicit : Gue kesel sama orang PDKT yang nulis namanya dipasir.
Contoh Implicit : Kemaren Gue buka Facebook. Apaan sich tuch orang yang nulis - nulis namanya dipasir?
Cara untuk seorang Comic membuat Explicit dan Implicit, yaitu dengan menulis Explicit dan Implicit itu sendiri dikertas. Contongnya : Kesal sama orang yang PDKT(Explicit)/Kenapa setiap kali Gue buka Facebook, pasti ada ajah orang yang lagi PDKT? (Implicit)
3. Bagaimana sich urutan - urutan dalam menemukan sebuah Ide/Materi Comedy?
"Materi atau Ide sebenarnya bisa kita galih, temukan atau cari  dikehidupan kita sehari - hari. Seperti yang sudah dijelaskan diawal.  Melalui Inner Self, Outer Self, dan The Worl Within"
Contoh : "Hari ini Gue nonton acara TV-nya Uya - Kuya. Diacara  itu Uya - Kuya sedang menghipnotis seorang cewek. Lalu nggak beberapa  lama si cewek itu, nggak tau kenapa, terus - menerus mebicarakan hal  pirbadinya? Haduuuh, ngapain sich tuch cewek pake acara dihipnotis  segala? kenapa sich harus ngeluarin unek - uneknya yang bersifat  pribadi? Itukan sama ajah memalukan diri sendiri?
Inti atau Beatnya adalah : Gue nggak suka nonton acara Uya - Kuya.  Karena orang yang dihipnotis Uya - kuya cuma dibikin malu. Itu sich  bukan acara hipnotis namanya? tapi acara tebar - tebar aib. Harusnya  nama acara itu diganti. Bukan Uya Emang Kuya, tapi Uya Emang Buka Aib"
Proeses diatas, lagi - lagi melalui sebuah kegilisahan yang berasal dari Inner Self, Outer Self, dan The World Within.
"Jadi ketika kita ingin mencari sebuah kelucuan, sebenarnya yang  harus kita lakukan adalah mencari kegelisahan, bukan mencari sebuah  kelucuan"