Jakarta - Serangan cyber menggunakan virus canggih bernama Flame dilaporkan melanda Iran dan beberapa negara di Timur Tengah. Namun otoritas Iran yakin serangan yang ditujukan pada mereka akan gagal.
Kementerian Luar Negeri Iran meyakini serangan cyber melawan mereka digagas oleh pemerintah negara tertentu sebagai bagian soft war. Namun mereka sudah mengantisipasinya.
"Rezim yang tidak punya legitimasi memproduksi virus dan mencoba memnggunakan cyberspace dan hal ini tidak akan benar-benar efektif," kata Ramin Mehmanparast, juru bicara kementerian luar negeri Iran yang detikINET kutip dari Bloomberg, Selasa (29/4/2012).
Namun Ramin tidak menjelaskan apakah benar virus Flame sudah beroperasi di Iran. Yang jelas, Iran memang sudah pernah mengalami serangan cyber canggih. Yaitu virus Stuxnet sekitar dua tahun lampau.
Dari kode penyusunnya, diduga kuat virus itu dirancang untuk mensabotase pembangkit listrik tenaga nuklir di Iran. Awalnya, Stuxnet dikira sebagai worm biasa yang cukup canggih.
Tapi, peneliti kemudian menemukan worm itu menargetkan sistem khusus 'supervisory control and data acquisition' (SCADA). SCADA digunakan untuk mengendalikan sistem pipa, pembangkit listrik tenaga nuklir dan perangkat manufaktur lainnya.
Serangan Stuxnet akhirnya bisa ditanggulangi. Iran menyatakan Stuxnet hanya berpengaruh kecil terhadap fasilitasnya.
Kementerian Luar Negeri Iran meyakini serangan cyber melawan mereka digagas oleh pemerintah negara tertentu sebagai bagian soft war. Namun mereka sudah mengantisipasinya.
"Rezim yang tidak punya legitimasi memproduksi virus dan mencoba memnggunakan cyberspace dan hal ini tidak akan benar-benar efektif," kata Ramin Mehmanparast, juru bicara kementerian luar negeri Iran yang detikINET kutip dari Bloomberg, Selasa (29/4/2012).
Namun Ramin tidak menjelaskan apakah benar virus Flame sudah beroperasi di Iran. Yang jelas, Iran memang sudah pernah mengalami serangan cyber canggih. Yaitu virus Stuxnet sekitar dua tahun lampau.
Dari kode penyusunnya, diduga kuat virus itu dirancang untuk mensabotase pembangkit listrik tenaga nuklir di Iran. Awalnya, Stuxnet dikira sebagai worm biasa yang cukup canggih.
Tapi, peneliti kemudian menemukan worm itu menargetkan sistem khusus 'supervisory control and data acquisition' (SCADA). SCADA digunakan untuk mengendalikan sistem pipa, pembangkit listrik tenaga nuklir dan perangkat manufaktur lainnya.
Serangan Stuxnet akhirnya bisa ditanggulangi. Iran menyatakan Stuxnet hanya berpengaruh kecil terhadap fasilitasnya.
source : inet.detik.com
0 comments:
Posting Komentar