Kamis, 14 Januari 2016

Untuk siapa aku berusaha ?

Sudah 3 bulan berlalu, dari 4 tahun yang aku jalani selama ini. Tidak ada yang mengira kalau begini rasanya setelah purna kuliah itu. Menjadi pekerja kantoran ternyata sulit namun juga tidak terlalu susah bagi mereka yang memiliki nilai dan relasi yang banyak. Tidak ada juga orang yang hanya diam saja selama ini, mereka juga berusaha mencari apa yang mereka impikan selama ini. Kantoran menjadi sebuah tujuan utama atau bahkan hanya sebuah batu loncatan semata. 

Suatu saat seorang kawan datang bertamu kepadaku, aku terima dia dengan senang karena kami seperjuanagan dimasa perkuliahan. Obrolan kami tidak jauh dari masa-masa yang cukup menjengkelkan dan membahas planing kita masing-masing. Sering juga berbagi informasi tentang kawan-kawan lama sudah pencapai puncak karirnya. Saat itu hujan, obralan kami semakin mendalam. Aku tau dia memiliki seorang yang setia sampai saat dia lulus masih menemaninya, aku tau temanku ini sangat cinta kepadanya. Dan aku tau juga mereka juga ingin segera menikah saja dari pada menjalin hubungan ini terlalu lama. Aku mendengar tiap apa yg dia ceritakan padaku, aku sempat kanget jika wanita yang selama ini bersamannya ada yang mengajaknyamenikah. 

Dia bercerita Firna di lamar langsung oleh seorang teman kerjanya sendiri, walaupun lebih muda namun laki-laki ini secara finansial sudah sanggup untuk menikah. Dibandingkan dengan temanku ini yang masih berjuang dalam dunia yang masih baru ini. Ada ketakutan jika Firna ini menerima lamaran laki-laki itu, perasaan minder itu muncul diikuti dengan rasa takut. Rasa takut kehilangan sosok yang selama ini yang selalu bersamanya, sosok yang ada disetiap susah dan senang, dan sosok yang selama ini dekat dengan keluarganya. Namun beruntunglah Firna menolak lamaran pria itu karena rasa cinta dan sabar untuk laki-laki yang selama ini dia tunggu. 

Walaupun begitu rasa takut pasti ada selalu, namun buat apa kita berlarut-larut dalam kesedihan jika kita tidak berjuang. Berusaha sekeras-kerasnya, karena firna berkata apapun hasilnya aku masih menghargai proses yang kamu lakukan. Masih ada waktu, dan gunakakan waktu ini sebaik mungkin. Sekarang kamu sudah tau kamu berjuang dan berusaha ini untuk siapa? Kamu sudah tau kemana tujuanmu nanti, tempat kamu bersandar dipundaknya jika lelah saat bekerja nanti. Tempat dimana akan kamu habiskan hingga sisa umurmu nanti. Jangan pernah kamu menyerah, usaha keras itu tak akan pernah menghianati. Itu yang sering kamu gaungkan dikelas bahkan pada skripsimu sendiri.

Sambil terdiam dan termenung laku meminum segelas teh hangat yang kubuatkan tadi, hingga hujan reda dan waktu sudah malam. Dia memutuskan untuk menemui Firna, entah apa yang dia lakukan. Yang pasti dia membuktikan dirinya lah yang pantas buat Firna, karena pria yang baik tahu untuk dia berjuang.

0 comments:

Posting Komentar