Selasa, 24 Oktober 2017

Alasan Reksadana lebih baik dari Deposito


Isi atau portofolio yang ada di reksa dana pasar uang 100% di tempatkan di instrumen pasar uang seperti deposito atau obligasi jatuh temponya di bawah 1 tahun.

Di reksa dana pasar uang, mayoritas alokasi asset ditempatkan di deposito perbankan dan karena itu risikonya kecil pak/bu . Artinya, dengan berinvestasi di reksa dana pasar uang, kita jadi seperti menyimpan dana di deposito bank. 

Dan karena hal itulah risiko yang kerap kita takutkan bahwa modal awal investasi kita bisa hilang menjadi relatif sangat kecil karena mayoritas dana investasi reksa dana jenis ini juga ditempatkan di deposito. Juga, sama seperti tabungan bank, Kita dapat menarik dana investasi di reksa dana pasar uang kapan pun dengan cara menjualnya.

Selanjutnya,

Minimum penempatan di deposito relatif besar saat ini rata-rata minimal 5.000.000,-  pak/bu, di reksa dana pasar uang 100rb pun sudah bisa invest

Kemudian, jangka waktu investasi di reksa dana pasar uang itu fleksibel dan tidak di batasi, sewaktu2 ingin di cairkan silahkan saja, sama seperti kita menyimpan dana di tabungan kan.

Sedangkan di produk deposito, ada jangka waktu minimal investasi yang dipersyaratkan, di mana dalam periode tersebut kita tidak bisa mencairkan dana, meskipun bisa ya dikenai penalti.

Lantas, kenapa reksa dana pasar uang  bisa menghasilkan return lebih tinggi, meskipun mayoritas portofolio investasinya juga di deposito? 

Ini karena posisi tawar yang berbeda pak/bu. 
Contoh, Saya secara individu katakanlah ingin mendepositokan dana Rp10 juta, maka bank hanya akan memberikan suku bunga normal. Tapi, ketika yang ingin mendepositokan dana ini adalah Manajer Investasi (MI) dimana MI ini adalah pengelola reksa dana, dan biasanya Manajer Investasi menempatkan dana dalam jumlah belasan atau puluhan miliar rupiah, tentu  bank pun menawarkan tingkat bunga yang jauh lebih tinggi.

Bagaimana cara kita mengetahui investasi reksadana yang sedang untung atau merugi?
Seperti ini contoh transaksi reksa dana
Cara kerja reksa dana ditentukan oleh pertumbuhan NAB per unit dari produk Reksa Dana yang Bapak pilih yang dikelola oleh Manajer Investasi

Contoh 1 :

Saya membeli transaksi Reksa Dana Produk A pada tanggal 29 April 2015 sebesar Rp. 1.000.000,- 
NAB per unit pada tanggal 29 April 2015 sebesar Rp. 1.000 per unit sehingga Saya memiliki unit sebesar 1.000 unit (Nominal Pembelian : NAB per unit).

Setelah 6 bulan kemudian yaitu tanggal 30 Oktober 2015 Saya hendak melakukan pencairan seluruh unit yang dimilikinya. 

NAB per unit tanggal 30 Oktober adalah Rp. 1.100 sehingga dana yang diterima oleh Saya adalah sebesar Rp. 1. 100.000,- (Unit X NAB per unit)

Dalam contoh diatas Saya memperoleh keuntungan sebesar Rp. 100.000 (nominal awal – nominal pencairan)

Contoh 2 :

Saya punya uang Rp.1jt dan ingin beli reksadana, pada saat itu harga per unit reksadana Rp.1000 per unit. Berapa unit pernyertaan yang saya dapatkan?

Rp.1jt : Rp.1000 per unit = 1000 unit donk.

Dikemudian hari, reksadana tersebut harga per unitnya naik menjadi Rp.1500 per unit.
Berapa potensi keuntungan saya?

1000 unit yang bapak/ibu punya dikalikan harga reksadana yang paling update (Rp.1500 per unit)
Berarti total dana Rp.1.500.000 pak/bu

Potensi keuntungan saya 500rb ya.

0 comments:

Posting Komentar