Jumat, 19 Februari 2016

Paket JNE yang hilang

23 Januari 2016 secara rutin saya posting barang dagangan saya di grup-grup facebook, kebetulan juga teman lama saya langsung berkomentar dan berminat membeli sebuah powerbank. Obrolan pun kami lanjutkan melalui Whatsapp, dan akhirnya deal untuk harga beserta ongkir JNE dari Magelang-Samarinda. Hari itu juga teman saya transfer dan langsung saya packing dengan bubblewrap dan bungkus kardus agar lebih safety.

Seperti biasa saya menggunakan JNE Reguler dengan estimasi kedatangan di Samarinda maksimal 4 hari. Namun lebih dari 1 minggu kemudian saya mendapat Whatsapp dari teman saya mengenai paket yang belum tiba. Yang pertama kali saya lakukan adalah melakukan tracking dengan nomor resi yang diberikan JNE, setelah saya lihat paket sudah sampai di Balikpapan. Saya kemudian memberi tahu teman saya mungkin sebentar lagi paket langsung dikirim ke samarinda.

Tidak terasa sudah awal Februari saya tanya keteman saya apakah sudah sampai paketnya, tapi teman saya berkata belum. Mungkin karena teman saya sibuk kerja sampai lupa mengurus paketnya begitu pula dengan saya yang sibuk wawancara kerja serta janjian CODan terus. Saya kemudian ngetweet ke twitternya @JNECare untuk bertanya soal paket saya. 1 tweet gak dibalas juga,sampai akhirnya saya berkali2 ngetweet mungkin 25 tweet ke @JNECare hingga di DM untuk detail pengirim dan penerima hingga mendapatkan sebuah balasan nomor laporan.
Nomor Laporan JNE via @JNECare
5 Februari saya mendapat DM dari @JNECare dan 13 Februari saya DM lagi untuk menayakan kelanjutan laporan tapi tidak dibalas juga. Hal serupa saya laporkan melalui email JNE dan masih sama di suruh untuk mengirim detail pengirim dan penerima paket yang bersangkutan
Tanggapan JNE via Email
Dan setelah saya kirim kembali data-data tersebut masih juga belum ada balasan yang didapat. Sempat berpikir untuk saya iklaskan saja paketnya dan uang teman saya akan saya kembalikan. Saya membuat status di BBM mengenai paket JNE yang hilang, kemudian saya mendapat saran untuk membuat suara pengaduan yang dipasang di koran2 atau lapor ke YLKI. Saya iseng saja DM kembali ke twitter @JNECare seperti ini
DM terakhir saya
Dan tepat hari senin tanggal 15 Februari 2016 saya mendapat sebuah telpon (0293) xxxx saya beranggap ini telpon untuk panggilan wawancara kerja eh ternyata ini telpon dari JNE Magelang mengenai paket saya yang hilang. Mereka bilang paket saya sudah dipastikan hilang di Balikpapan, dan JNE  Magelang bertanya untuk harga barang diluar ongkir. Kemudian sore harinya saya ditelpon lagi oleh JNE Magelang untuk mengambil uang penggantian di kantor JNE Magelang. Dan saya bergegas kekantor mereka, sebenarnya saya sudah merelakan kalo hilang dan gak dapat ganti rugi tapi Alhamdulillah laporan saya ditindak lanjuti juga. Kata teman saya sih kadang JNE tidak mau mengganti barang customer yang hilang, mungkin karena DM saya untuk lapor YLKI baru mereka merespon kali ya :P 

Syarat untuk pengajuan klaim kemarin saya disuruh membawa Resi, KTP dan Invoice pemebelian harga barang dan mengisi form yang diberikan JNE Magelang. Setelah selesai semua saya pulang karena takut hujan deras dan memberitahu teman saya tentang hal tersebut. Saya transfer kembali uang teman saya secara full, dan saya rugi ongkir JNE Magelang-Samarinda. Tapi masih lumayan dari pada rugi secara keseluruhan. Bisa dibilang saya ini pelanggan setia JNE semenjak kuliah saat saya punya bisnis sampingan, namun baru kali ini saja paket saya hilang. Entah ulah oknum-oknum JNE atau memang barang benar2 hilang, soalnya saya packing paketnya lumayan besar. Kalo kecil saya masih wajar jika paket hilang. Kejadian ini membuat saya kapok mengirim paket ke area Kalimantan lebih baik saya jual secara lokal di area Jogja-Magelang dengan sistem Cash On Delivery. 

Selasa, 02 Februari 2016

Hampir saja terhanyut :(

Fakta bahwa setelah selesai masa studi ini kita akan mendapat gelar baru itu memang benar. Genap 3 bulan sudah saya masih sibuk dengan usaha saya sendiri hingga lupa mencari lowongan kerja lagi. Nyaman memang usaha sendiri bisa bebas menentukan waktu kerja dan apa yang akan kita kerjakan, walaupun cuma usaha kecil-kecilan tapi lumayan keuntungan bisa buat biaya lamaran :P

Sabtu kemarin tepatnya tanggal 31 Januari 2016 saya kecolongan dapet pembeli yang ingkar janji untuk COD. Mungkin karena saya sudah saking terbiasa dan percaya sama pembeli2 saya sehingga tidak selektif dalam CODan. Akibatnya dari siang sampai sore tidak bisa menjual barang kepada pembeli yang dimaksud, karena saat saya sampai sekitar UNY. Si pembeli tidak bisa dihubungi. Yah sial ini dapet zonk :(

Dapat pelajaran berharga untuk tidak terburu-buru jika mengambil sebuah keputusan, kadang pelajaran itu datang terus menerus namun saya sendiri yang peka. Setelah kejaian itupun alhamdulillah banyak yang beli lagi ada juga yang rela2 jauh dari jogja ke magelang buat melarisi dagangan saya :)

Hingga lupa saya ini harus sibuk kerjaan saya atau mencari kerja? karena sebagian orang wirausaha itu kerjaan sampingan dan bukan pekerjaan utama. Stigma sosial ini membuat saya banyak merenung, kadang merasa tidak nyaman jika teman sudah bekerja. Wajar jika saya juga punya rasa iri, Sampai-sampai terbenak dipikiran apakah tubuh gempalku ini yang kurang menarik para HRD untuk sekedar ngobrol-ngobrol di kantor mereka . Hingga saya harus diet yang tak tahu model diet seperti apa yang saya jalani sekarang.

Kecewa? enggak juga, karena selama dirumah ini banyak kesibukan. Ada usaha keluarga juga yang bisa aku urus. Malu? memang malu, kadang orang tidak melihat apa yang kita kerjakan dalam rumah. 

Kamis, 21 Januari 2016

Pengalaman Tes PT. PJB 2016

Hari ini tepat setelah aku menyelesaikan Tes Akademis dan Bahasa Inggris. Dari banyaknya peserta mungkin saya orang yang beruntung lolos dari tahap administrasi, pasalnya ijasah dan transkrip nilai saja belum resmi dari kampus. Saya hanya memakai Surat Keterangan Lulus serta rekap nilai yang saya beli seharga 3ribu rupiah di Bagian Operasional kampus.

Hari senin saya mendapat sms dari PT.PJB saya berhasil lolos dan diperintah untuk cetak kartu ujian di website www.ptpjb.com serta melihat jadwal dan tempat tes ujian selanjutnya. Awalnya saya berpikir bakal tes ke kantor pusat PT.PJB di Surabaya namun tes kali ini dibagi menjadi 3 tempat, yaitu Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. Dan kebetulan karena saya masuk provinsi Jawa Tengah maka tes di Jogya tepatnya di Auditorium Kampus UPN.

Setelah itu saya mulai searching mengenai materi tes akademis, saya khawatir soalnya adalah Fisika dan Matematika seperti yang saya ikuti dulu Tes PLN untuk masuk ke Politeknik Negeri Semarang. Namun menurut blog-blog yang saya baca materi tes adalah sesuai jurusan kita kuliah. Saya berasal dari jurusan Teknik Informatika hanya sedikit blog yang membahas materi tes untuk jurusan saya, yang paling baru adalah tahun 2008. Menurut blog tersebut materi tes teknik informatika yaitu :

  1. Tracing Program
  2. Relation Basisdata
  3. Query
  4. UML
  5. Software Engineering/RPL
  6. Sistem Operasi
Dari bahan tersebut maka sistem belajar SKS adalah yang saya gunakan, saya buka-buka kembali materi kuliah semeter 3,4,5 dan saya rangkum. Jujur saja karena begitu teoritis tidak bisa semua saya pelajari dalam waktu 1 hari. Apalagi saya yang belum belajar bahasa inggris, menurut pengalaman yang pernah tes, materi bahasa inggris terdiri dari reading dan melengkapi kalimat.

Dan hari tes pun datang panitia menyebut membawa 2 pensil 2B, pulpen serta alas ujian. Sampai kampus UPN sekitar pukul 9 pagi masih ramai peserta yang tes serta menunggu disana, karena tes dibagi menjadi 3 sesi dan saya kebagian sesi 2 yaitu mulai pukul 11. 

Setelah masuk dan dijelaskan apa itu PT.PJB serta tahapan-tahapan penerimaan calon pegawai sampai ketahap akhir. Tes dimulai, saya memulai agak terlambat karena harus mengisi nama dan data lain karena sudah lama tidak mengisi lembar jawab komputer.

Dan WOW saya terkejut dengan materi akademisnya sekitar 30% saya materi yang saya pelajari keluar sedangkan materi di tahun 2016 ini mengenai jaringan, kriptografi, tracing program serta perhitungan biner. Sungguh jauh dari perkiraan saya. Materi Inggris masih sama dengan blog-blog yang membahas tes PT.PJB. Tes dilaksanakan sekitar 1 jam 45 menit dan tidak dibatasi mau mengerjakan inggris atau akademis dulu.

Selesai pukul 1 siang kami diberi air mineral, untunglah karena didalam begitu panas masih juga membungkuk karena tidak adanya meja. Soalnya tubuh gempal saya ini sudah menahan nyeri ditangan untuk menahan alas ujian dan menahan pegalnya punggung akibat membungkuk telalu lama. Setelah keluar lega rasanya tapi kahawatir dengan hasilnya, saya berharap akan mendapat terbaik. 

Yah mungkin bagi teman-teman yang akan mengikuti tes harap dipersiapkan materi sebanyak-banyaknya karena tes akademis untuk teknik informatika tidak memiliki patokan yang jelas, serta harus sering update dengan teknologi terkini. Semoga Sukses semua.

Kamis, 14 Januari 2016

Untuk siapa aku berusaha ?

Sudah 3 bulan berlalu, dari 4 tahun yang aku jalani selama ini. Tidak ada yang mengira kalau begini rasanya setelah purna kuliah itu. Menjadi pekerja kantoran ternyata sulit namun juga tidak terlalu susah bagi mereka yang memiliki nilai dan relasi yang banyak. Tidak ada juga orang yang hanya diam saja selama ini, mereka juga berusaha mencari apa yang mereka impikan selama ini. Kantoran menjadi sebuah tujuan utama atau bahkan hanya sebuah batu loncatan semata. 

Suatu saat seorang kawan datang bertamu kepadaku, aku terima dia dengan senang karena kami seperjuanagan dimasa perkuliahan. Obrolan kami tidak jauh dari masa-masa yang cukup menjengkelkan dan membahas planing kita masing-masing. Sering juga berbagi informasi tentang kawan-kawan lama sudah pencapai puncak karirnya. Saat itu hujan, obralan kami semakin mendalam. Aku tau dia memiliki seorang yang setia sampai saat dia lulus masih menemaninya, aku tau temanku ini sangat cinta kepadanya. Dan aku tau juga mereka juga ingin segera menikah saja dari pada menjalin hubungan ini terlalu lama. Aku mendengar tiap apa yg dia ceritakan padaku, aku sempat kanget jika wanita yang selama ini bersamannya ada yang mengajaknyamenikah. 

Dia bercerita Firna di lamar langsung oleh seorang teman kerjanya sendiri, walaupun lebih muda namun laki-laki ini secara finansial sudah sanggup untuk menikah. Dibandingkan dengan temanku ini yang masih berjuang dalam dunia yang masih baru ini. Ada ketakutan jika Firna ini menerima lamaran laki-laki itu, perasaan minder itu muncul diikuti dengan rasa takut. Rasa takut kehilangan sosok yang selama ini yang selalu bersamanya, sosok yang ada disetiap susah dan senang, dan sosok yang selama ini dekat dengan keluarganya. Namun beruntunglah Firna menolak lamaran pria itu karena rasa cinta dan sabar untuk laki-laki yang selama ini dia tunggu. 

Walaupun begitu rasa takut pasti ada selalu, namun buat apa kita berlarut-larut dalam kesedihan jika kita tidak berjuang. Berusaha sekeras-kerasnya, karena firna berkata apapun hasilnya aku masih menghargai proses yang kamu lakukan. Masih ada waktu, dan gunakakan waktu ini sebaik mungkin. Sekarang kamu sudah tau kamu berjuang dan berusaha ini untuk siapa? Kamu sudah tau kemana tujuanmu nanti, tempat kamu bersandar dipundaknya jika lelah saat bekerja nanti. Tempat dimana akan kamu habiskan hingga sisa umurmu nanti. Jangan pernah kamu menyerah, usaha keras itu tak akan pernah menghianati. Itu yang sering kamu gaungkan dikelas bahkan pada skripsimu sendiri.

Sambil terdiam dan termenung laku meminum segelas teh hangat yang kubuatkan tadi, hingga hujan reda dan waktu sudah malam. Dia memutuskan untuk menemui Firna, entah apa yang dia lakukan. Yang pasti dia membuktikan dirinya lah yang pantas buat Firna, karena pria yang baik tahu untuk dia berjuang.

Sabtu, 05 Desember 2015

Wirausaha juga pekerjaan

Berbagi cerita mengenai teman-teman saya saat ini sudah pulang dikampung halaman yang kini tengah berjuang untuk mencari pekerjaan. Termasuk saya ini yang setiap hari cek email siapa tau dapat panggilan wawancara/tes. Tidak munafik juga saya perlu bekerja untuk belajar merasakan banting tulang seperti orang tua saya yang sampai sekarang bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 
Sampai saat ini saya tidak terlalu fokus mencari kerja namun juga mencari peluang-peluang usaha yang benar-benar saya pahami dan tentunya bikin happy diri saya sendiri. Semenjak kuliah saya menjalankan sebuah usaha kecil-kecilan yang masih menjualkan barang orang lain atau dengan istilah lain Reseller. Saya menjadi reseller sebuah produk kaos-kaos bertema IT,Open Source, Superhero, dll sejak tahun 2011. Pada tahun itu saya masih mengandalkan promosi di facebook dan membuat web sendiri dengan engine blogspot, tidak seperti sekarang saya sudah mempromosikan barang dagangan di e-commerce yang sudah banyak membuka kesempatan bagi penjual berdagang di website mereka. Walaupun keuntungan tidak banyak tapi ada rasa senang jika kita mendapat pesanan dari pembeli serta menjawab dan melayani berbagai pertanyaan dari pembeli.
Belakang ini saya sedang belajar untuk percaya pada kemampuan saya untuk mencari peluang dalam berdagang, tentunya masih sebatas online saja. Berhari-hari saya bingung memilih dan memilah barang yang akan saya jual kembali, kali ini saya berniat untuk beli langsung dengan jumlah yang tidak terlalu banyak namun bisa untuk stok dijual kembali. Memang masih ada pikiran apakah barang ini laku apa tidak, bagaimana jika sepi pembeli,dll yang membuat saya ragu-ragu untuk memulai berwirausaha pada tahap modal tergolong sedikit. Dan saat itu juga saya teringat pada sebuah video seseorang memberikan testimoni mengenai sebuah platform e-commerce, kira-kira begini "Jangan berpikir untung rugi namun bagaimana kita percaya diri untuk mengambil sebuah keputusan".
Dari situlah saya beranikan untuk memulai positif thinking dalam memutuskan bagaimana saya bermulai berwirausaha. Sembari saya juga masih memasukkan lamaran pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat saya sendiri. Memang tidak semudah yang kita bayangkan selama ini setelah lulus langsung kerja, itu berlaku bagi mereka yang bejo, tapi tidaklah kita iri karena "Rejeki orang itu sendiri-sendiri". Memang dalam kasta sosial wirausaha belum dianggap pekerjaan namun sebuah sampingan tapi tidak masalah juga kok, yang terpenting kita jalani ini semua dengan benar dan syukur-syukur dapat memberi manfaat untuk orang lain. Dan jangan lupa untuk menyisihkan apa yang kita dapat untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan. Jangan khawatir keuntungan kita sedikit tapi masih mau bersedekah karena tidak ada orang yang bersedekah itu lantas miskin, malah hal yang sebaliknya orang yang pelit/rakus akan harta bisa sekejap saja tidak memiliki harta.